About

Jumat, 20 April 2012

Detik-detik Kepergian Rosulullah SAW



Pagi itu Rosulullah SAW dengan suara terbata-bata mengumandangkan kutbah di depan para umatnya.  Beliau berkata " Bahwa kita semua ada dalam kekuasaan Allah SWT dan cinta kasihnya, maka kalian wahai umat ku harus taat dan bertawaqal kepadanya.  Aku akan wariskan 2 perkara kepada kalian, yang kesatu aku berikan kitab suci Al-qur'an dan yang kedua aku berikan sunah-sunahku.  Siapa yang mencintai dan menjalankan sunahku, berarti sama dengan mencintaiku.  Kelak orang yang mencintaiku akan kubawa kau ke surga bersamaku.

Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata Rosulullah yang sangat tenang memandang satu-persatu umatnya.  Seorang sahabat Rosul yaitu Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca sedangkan Umar menahan nafas dan tangisnya, Usman menghelakan nafas panjang dan juga Ali menundukan kepalanya.

Isyarat telah datang, saat nya telah tiba, " Rosululloh akan meninggalkan kita semua ", keluh hati para sahabat Rosul.  Manusia tercinta itu hampir tiba saatnya meninggalkan kita dan hampir selsai dalam menjalankan tugasnya, tanda-tanda itu semakin kuat dirasakan para sahabat.  Ali melihat Rosululloh telah lemah dan goyang ketika turun dari mimbar, dengan cekatan Ali memeluk Rosululloh dan membantu memapah untuk turun.

Matahari kian tinggi mengeluarkan terik panasnya, tetapi pintu rumah Rosululloh masih dalam keadaan tertutup rapat.  Di dalam Rosululloh terbaring lemah dengan bercucuran keringat di keningnya membasahi alas tidurnya.
Tiba-tiba terdengar salam dari arah pintu rumahnya, " bolehkah saya masuk ? ", ujar yang mengetuk pintu.

Sang anak Rosululloh, Fatimah tak mengijinkan masuk, " maaf ayahku sedang demam ", ujar Fatimah.

Setelah itu Fatimah kembali untuk menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka matanya, Rosululloh berkata " siapakah itu wahai anakku".  " Tak taulah ayahku, sepertinya aku baru kali ini melihat dia ", ujar fatimah.

Rosululloh menatap anaknya dengan pandangan bergetar.  Seolah-olah bagian demi bagian lekuk wajah putrinya hendak dikenang.

" Ketahuilah, dialah yang menghapus kenikmatan sementara dan dialah yang akan memisahkan pertemuan di dunia, dialah Malaikat maut ", kata Rosululloh.  Fatimah pun menahan ledakan tangisanya.

Ketika malaikat maut mendekat, Rosul menanyakan kemanakah jibril kenapa dia tidak menyertainya.  Kemudian jibril pun di panggil dan di bersiap di atas langit dunia untuk menyambut kedatangan ruh kekasih Allah SWT ini.

" Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah SWT ", ujar Rosululloh dengan nada suara yang teramat lemah.

" Pintu langitpun terbuka, para malaikat telah menyambut ruh mu, semua surga terbuka lebar menanti kedatangan mu wahai  Rosululloh ", ujar jibril.  Ternyata perkataan jibril tidak membuat dia lega dengan mata yang penuh rasa kecemasan.

" Engkau tidak senang dengan kabar ini ? ", ujar jibril.

" Kabarkan kepadaku jibril bagaimana nasib para umat ku yang aku tinggalkan ? ", ujar Rosululloh.

" Jangan khawatir ya Rosul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku, ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya ", ujar jibril.

Detik-detik semakin dekat dan saat nya malaikat Izrail menjalankan tugasnya, dengan perlahan ruh rosululloh di tarik, nampak sekujur rosul bersimbah peluh, urat-urat pada bagian lehernya menegang.  " Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini " lirihan Rosul yang diikuti dengan mata Fatimah memejam.  Ali sahabat Rosul berada di sampinya dengan kepala menunduk dan jibril memalingkan muka.

" Apa kamu jijik kepada ku jibril, hingga kau memalingkan muka ?" ujar Rosul.

" Siapa yang sanggup melihat kekasih allah di renggut nyawanya ", kata jibril.  Terdengar suara Rosul meringkih kesakitan yang tak tertahankan, " Ya Allah dasyat nian maut ini, timpahkan saja maut ini kepadaku jangan kepada umatku ya Allah " Rosul berkata.

Badan Rosul mulai dingin dengan diikuti kaki dan dada yang tak bergerak lagi.  Bibir bergetar seakan berkata sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, "  Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum. yang mengandung arti " Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah di antara kamu ".

Di luar pintu tangispun mulai terdengar bersahutan.  Sahabatpun saling berpelukan.  Fatimah menutup tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya di bibir rosul dengan berkata " ummatii.....ummatii.....ummatii....."

Berakhirlah hidup manusia yang mulia itu dan memberi sinaran.  Allahumma sholli'alla Muhammad wa baarik wa salim ' alaihi ".

Wallahu a'llam.

0 komentar:

Posting Komentar